Mei 2012….bulan yang sangat menentukan bagi
mahasiswa .dari berbagai Jurusan,Fakultas,Perguruan Tinggi Negeri maupun swasta
bahkan seluruh mahasiswa dari nernagai penjuru di Indonesia.memangnya apa
istimewanya dari bulan ini bagi mahasiswa ?
Bias dikatakan kerja keras mahasiswa
selama lebih kurang 6 bulan atau satu semester
yang telah berlalu dinilai. Ya…..! saat ini mahasiswa disibukkan dengan
yang namanya Ujian Akhir Semeste.Tidak hanya anak-anak sekolah yang Ujian,Mahasiswa
pun ada Ujian Semesternya. Ujian yang berlangsung hanya lebih kurang dua minggu ini menjadi penentu kemenangan
bagi setiap mahasiswa dalam persaingan antar mahasiswa lain dalam satu jurusan.
Setiap mahasiswa ingin menjadi yang terbaik diantara yang lainnya dengan
memperoleh IPK ( IndeksPrestasi Kumulatif ) tertinggi. Namun sayangnya berbagai
macam cara pun ditempuh agar bisa mendapat nilai tinggi. tak jarang kita lihat
beberapa menit menjelang ujian dimulai segala macam media yang dibutuhkan
semacam contekan telah disiapkan seperi coretan di meja dan bangku kuliah,kertas kecil
bahkan catatan pun ada yang diperkecil seukuran Pas Photo
4x6....
Luar
Biasa!!!
Memang
ber-IPK tinggi menjadi dambaan setiap mahasiswa dan berlaku hukum tidak
tertulis yaitu IPK minimal 3,00 sebagai IPK Psikologis ,angka yang akan
menimbulkan rasa aman sekaligus kebanggan. Aman karena “lebih mudah” mengisi
lowongan kerja yang rata-rata perusahaan mensyaratkan IPK minimal 3,00 ,ini
merupakan kecenderungan yang tidak bisa dibendung yaitu lulus hanya sekedar lulus meski IPK
tingi ,tapi penguasaan terhadap ilmu sangat kurang.
Mestinya sesuai dengan namanya
“Universitas” ,sarjana yang dihasilkan mempunyai kesadaran,orientasi tidak
sekadar mencari dan mendapatkan pekerjaan ,tapi beralih kepada upaya
menciptakan lapangan kerja baru. Paling tidak kalau memang harus menjadi
pekerja,harus diniati bagian dari pembelajaran dan sarana memberikan perhatian
dan bantuan konkret kepada pihak-pihak yang membutuhkan .
Apakah
dengan IPK tinggi akan menjamin kemudahan seorang sarjana menjalani kehidupan
karir dan pekerjaan ?
Berikut saya mengutip pernyataan dari
Dekanat Fakultas Ekonomi di salah satu Perguruan Tinggi Swasta dari buku yang
pernah saya baca. Beliau mengatakan bahwa “IPK tinggi memang penting ,tapi pada
kenyataannya di lapangan,lulusan dengan IPK tinggi justru memiliki Soft Skill yang rendah .Soft Skill itu
meliputi kemampuan berkomunikasi,bernegosiasi,mengatasi konflik dan lain-lain
yang lebih mengedepankan kecerdasan emosional.
Jadi
apa yang salah dengan sistem perkuliahan sehingga IPK yang mencerminkan
intelektual tidak sama dengan Soft Skill yang dimiliki? Sikap dominan yang
mencerminkan sikap pragmatisme ,mengejar IPK tinggi tanpa mempedulikan
bagaimana IPK tinggi itu diperoleh
Mudah-mudahan tahun ajaran baru tahun
ajaran baru ini bisa menjadi langkah awal kita sebagai mahasiswa untuk
meningkatkan Soft Skill yang dimiliki dan Hard Skill yang berimbang. Buata apa
ber-IPK tinggi tapi dengan cara yang salah ? Yakinlah akan kemampuan diri
sendiri ,sesuatu yang diniatkan dengan baik,Insya Allah hasilnya akan baik.
Oleh : Andry Ardian N
Mahasiswa DIII Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Andalas
No comments:
Post a Comment