Turunkan harga BBM sekarang juga,dan turunkan pemerintahan SBY-BUDIONO’
rangkaian kalimat ini sudah tidak asing lagi ditelinga
kita,ya..,hampir setiap hari kalimat ini dan yang sejenis dengan ini
sedang berkumandang diseantero negeri tercinta ini yang katanya kaya
akan minyak buminya. Memang kaya akan minyak,akan tetapi hasil minyak
ini hanya dinikmati oleh kalangan tertentu saja;seperti para
pejabat,para orang-orang kaya dinegeri ini dan orang-orang yang ada
didalam pemerintahan,sehingga yang miskin hanya dapat ‘kerak-kerak’
minyaknya saja dan itupun harus rela antri kiloan meter panjangnya dan
berjam-jam sampai jelek dibuatnya.sehingga rakyat bertanya:‘kemana
minyak kami’?
Sebelum kita membahas dampak dan pengaruhnya terhadap
masyarakat mana yang akan parah terkena imbas akan kenaikan harga BBM
ini maka terlebih dahulu kita akan membahas mengenai mengapa wacana
kenaikan harga BBM ini kembali digulirkan?
Karena segala sesuatu itu pasti ada sebab-akibatnya,agar
kita bisa mencarikan solusi untuk suatu permasalahan jika kita tahu
sebabnya.
Mari kita runut kembali kebelakang,pada pemerintahan SBY
jilid I BBM sempat naik 2 kali.dalam hal ini kita contohkan bahan
bakar premium(bensin)yaitu pada tahun 2004-2009 yaitu pada harga
Rp.5000 yang kemudian sebelum pemilihan umum 2009 terjadi harga BBM
jenis premium kembali turun menjadi Rp.4500,kebijakan penurunan harga
BBM ini penulis memandangnya adalah hanya sebagai jargon kampanye
partai yang berkuasa saat itu agar terpilih kembali pada pemilu
berikutnya.,dan terbukti bahwa banyak iklan-iklan kampanye di media
massa terutama di media televisi masyarakat indonesia seperti di doktrin
bahwa pada pemerintahan SBY lah harga BBM turun sebanyak 2 kali, jargon
ini terbukti manjur sehingga banyak masyarakat kita dibodoh-bodohi
dengan politik pencitraan yang dilakukan oleh partai yang
berkuasa,seakan-akan memang benar bahwa pada pemerintahan SBY lah BBM
dinegeri ini harganya menjadi murah. Yang tentu akan mendapatkan suara
mayoritas dari masyarakat menengah kebawah. padahal segala sesuatu yang
turun itu pasti sebelumnya adalah naik,ternyata politik pencitraan yang
seperti inilah yang kerap dilakukan oleh partai berkuasa untuk meraih
suara dari rakyat.
Dan memang terbukti pada pemilu tahun 2009 strategi
pencitraan ini memang ‘Topcer’dengan ditandai partai yang berkuasa
mendapatkan suara mayoritas (LSI,2009) sehingga kembali memerintah negeri ini untuk kedua kalinya.
Nah,bagaimana dengan rencana pemerintah menaikkan kembali harga BBM
pada situasi pada saat ini? Apakah ini juga politik pencitraan sebagai
strategi untuk pemilu tahun 2014 mendatang?
Menurut penulis hanya ada 2 kemungkinannya,diantaranya:
- Menaikkan harga BBM juga bagian dari politik pencitraan,karena
tren positif akan kepercayaan publik terhadap partai yang berkuasa saat
ini menurun drastis(LSI;2011), untuk
mengangkat kembali kepercayaan itu maka digunakan strategi ini dengan
pertimbangan 1 tahun kedepan BBM naik dan memasuki awal tahun 2014 maka
harga BBM akan kembali diturunkan dengan alasan bahwa perekonomian telah
stabil dan pulih kembali dengan demikian akan tercermin bahwa kinerja
pemerintahan sekarang berhasil melalui saat kritis yang dialami oleh
negara,dengan otomatis keberhasilan itu akan mendongkrak suara dan
simpati rakyat terhadap partai yang berkuasa,sehingga jargonnya menjadi
’BBM turun sebanyak 3 kali’ hanya terjadi pada pemerintahan yang sekarang ini,akan digunakan kembali untuk pemilu mendatang.
- Kemungkinan yang kedua adalah sebagai pengalihan perhatian
publik,hal ini dapat kita cermati dari kasus-kasus yang menimpa para
kader partai yang berkuasa. Kita tahu bahwa dengan adanya wacana
menaikkan harga BBM agar mengalihkan perhatian publik terutama nya
adalah media massa agar segera publik dan media fokus terhadap
permasalahan BBM sehingga melupakan berbagai kasus yang menimpa
kader-kader dan bahkan para petinggi partai yang berkuasa sehingga
kasus-kasus besar itu akan lenyap dan hilang dengan sendirinya.inilah
yang terjadi pada kasus sebelumnya seperti kasus munir,century,dll.
Dan analisa penulis ini senada dengan pernyataan kader partai
yang berkuasa yang ada didaerah aceh yang notabene nya adalah petinggi
partai itu sendiri,dengan mengatakan bahwa ”isu menaikkan
BBM adalah salah satu strategi para petinggi partai ini agar publik
melupakan kasus-kasus yang menimpa para kadernya seperti,kasus anas,
nazaruddin,anggelina sondakh dan kawan-kawan yang terlibat dalam
proyek hambalang,wisma atlit dll.’ (Padang ekspress,Maret 2012)
Analisa yang dibuat oleh penulis diatas merupakan hasil
dari pengamatan terhadap kebijakan pemerintah yang katanya pro rakyat
ternyata tidak ada sama sekali,walaupun pemerintah mengatakan bahwa
menaikkan harga BBM bertujuan untuk menyelamatkan APBN negara yang akan
jebol jika tidak segera diselamatkan,karena negara mengatakan bahwa
subsidi terhadap energi melebihi subsidi terhadap infrastruktur dan
subsidi pendidikan yang hampir 2/3 nya dari APBN.
Pemerintah juga mengatakan bahwa jika BBM ini naik maka subsidi untuk BBM akan bertambah menjadi 137,4 triliun,subsidi listrik menjadi 65,0 triliun,dan cadangan risiko energi menjadi 23 triliun.(Padang Ekspres, 26/3/2012)
Akan tetapi dilain sisi mantan Menkoekuin Kwik Kian Gie
pada suatu acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang diselenggarakan oleh
TV One menyatakan bahwa Subsidi pemerintah terhadap Energi yang katanya
paling besar adalah Bohong Belaka .karena sebagian besar yang menikmati
subsidi itu adalah golongan menengah keatas bukannya rakyat yang miskin.
Setelah kita berbicara mengenai sebab digulirkannya
wacana kenaikkan harga BBM ini,maka saya akan membahas apa dampak dari
kenaikkan BBM ini jika memang benar-benar naik. Maka penulis
memandangnya ada 2 sisi yaitu dari sisi Mikroekonomi dan Makroekonomi.
- Secara Mikroekonomi kenaikan harga BBM akan mempengaruhi
perekonomian masyarakat seperti usaha mikro dan usaha kecil(UKM) dan
yang paling terasa sekali dampaknya adalah kepada para Buruh,nelayan dan
para petani gurem,sehingga daya beli masyarakat akan lemah,daya beli
masyarakat maka akan menyebabkan kemiskinan yang akan semakin parah.
Padahal data Bank Indonesia mengeluarkan bahwa ½ dari unit usaha
diIndonesia adalah usaha mikro kecil dan menengah,sehingga yang
menyelamatkan perekonomian indonesia pada krisis akhir tahun 1997 awal
1998 adalah usaha UKM ini,sehingga tidak berlebihan pula Bank Indonesia
mengatakan bahwa Para pengusaha UKM ini adalah penyelamat indonesia pada
tahun 1998.( Bank Indonesia,2010)
Jika harga BBM naik maka seluruh kebutuhan pokok pasti akan
naik, karena BBM merupakan kebutuhan vital dalam kehidupan manusia,
didalam ilmu ekonomi dikenal dengan sebutan Multiplier Effect.
Dimana kenaikkan harga BBM akan memicu kenaikkan variabel lain disegala
bidang, seperti BBM naik maka transportasi,kebutuhan pokok, akan
melambung tinggi,sehingga harga barang-barang akan naik dan ini sebagai
awal pemicu inflasi yang tinggi,sehingga nilai uang itu tidak berguna
sama sekali. inflasi tinggi maka akan menyebabkan PHK besar-besaran
karena tinggi nya ongkos produksi sehingga perusahaan akan menekan
cost(biaya)produksi serendah mungkin,karena besarnya angka pengangguran
maka masyarakat tidak mempunyai daya beli terhadap barang dan jasa
dikarenakan tidak memiliki income(pemasukan)sehingga terjadilah
kemiskinan,dan pada akhirnya akan sangat berpengaruh kepada perekonomian
negara.
Sekarang kita ambil contoh pengaruh naiknya BBM terhadap buruh,upah
buruh telah ditentukan dengan UMR yang besarnya bervariasi,jika BBM naik
maka risiko yang akan ditanggung oleh buruh adalah akan terancam di PHK
karena perusahaan tidak mampu lagi memberikan upah,jika pun tidak
dipecat maka upahnya akan sangat kecil terkadang jauh dari UMR yang
ditetapkan,dengan upah yang kecil tersebut apa yang dapat dibeli oleh
sang buruh tersebut disaat semua kebutuhan pokok melambung tinggi?
Begitu juga dengan para pelaku usaha kecil dan mikro(UKM)mereka akan
terancam tutup usaha karena mahalnya biaya bahan baku dan produksi.
- Secara Makroekonomi dampak dari kenaikkan BBM ini adalah
Economic Growth (EG) atau pertumbuhan ekonomi(PE) akan lambat karena
makroekonomi tidak dapat dipisahkan dari mikroekonomi kedua bidang ini
akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Dalam setiap daerah
pasti mempunyai target pertumbuhan ekonomi nya tersendiri,
kita ambil contoh seperti propinsi Sumatera Barat tahun 2013
mempunyai target pertumbuhan ekonominya(PE) adalah 6.5% pertahun yang
akan sulit direalisasikan, seperti yang dikatakan oleh bapak SYAFRIAL sebagai Assisten II Setdaprov Propinsi Sumatera Barat(Padang Ekspress, 28/3/2012).
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator pengukur tingkat
kemakmuran suatu negara yang sangat berkaitan dengan Income per Capita
atau pendapatan perkapita, karena tumbuh atau tidaknya perekonomian
suatu negara diukur dari pendapatan perkapitanya,jika pendapatan
penduduknya sangat rendah,maka tidak akan terwujudnya kemakmuran disuatu
negara.yang pada akhirnya akan merugikan negara itu sendiri karena
kecilnya income masyarakat sehingga tidak adanya masyarakat yang
membayar pajak,padahal pajak merupakan suatu sumber pendapatan asli
negara yang disebut juga dengan kebijakan fiskal.
Permasalahan akan dampak naiknya BBM diatas itu hanyalah
ditinjau sektor Moneter dari pemikiran secara akademis,sedangkan dari
Sektor Rill dampaknya akan sangat parah sekali,padahal dalam
perekonomian Sektor Rill inilah yang paling penting diperhatikan,karena
sektor ini yang benar-benar terjadi dalam keseharian. Dengan naiknya
harga BBM maka akan banyak usaha-usaha sektor Rill yang tidak
bergerak,seperti para nelayan yang tidak bisa melaut karena solar
mahal,usaha transportasi akan terhenti karena mahalnya ongkos,para
petani tradisional maupun modern akan terancam tidak dapat menanam
lagi,dan mau dikemanakah para penjual Bensin(premium)eceran yang ada
disetiap jalan-jalan, bahkan yang ada dipedalaman kota dan desa yang
akses ke SPBU sangat susah, sementara usaha menjual bensin eceran
merupakan satu-satunya roda penggerak ekonomi mereka. Apakah pemerintah
tidak memikirkan ini?
Dengan melihat begitu banyak dan luasnya dampak akan
kenaikkan BBM ini ternyata solusi pemerintah hanyalah solusi-solusi yang
klasik dan terkesan tidak mendidik rakyatnya,seakan-akan rakyatnya
mengemis kepada negara nya sendiri, solusi yang sangat miris tersebut
diantaranya,:
- Subsidi :ini merupakan alat yang digunakan pemerintah untuk
menipu rakyatnya,karena sebagian besar subsidi itu hanya dinikmati oleh
golongan menengah keatas saja,sedangkan untuk golongan menengah kebawah
sangat susah sekali mendapatkan subsidi ini,contohnya hanya untuk
membeli(bukan meminta)minyak tanah saja dipangkalan harus antre
sepanjang kiloan meter,waktu yang lama,dan itupun dijatah beberapa liter
saja,dan yang paling miris adalah mendapatkan minyak tanah saja harus
memiliki bukti administrasi tertulis dikelurahan/kecamatan setempat.
- BLT :bantuan langsung tunai ini yang sangat populer dikalangan
masyarakat kita,kebijakan ini sangat tidak bermanfaat sekali bahkan
sangat tidak mendidik,hanya dengan uang Rp.100.000/bulan. rakyatnya
disuruh berdesak-desakan mulai dari yang paling muda sampai yang paling
renta sekalipun bahkan sampai pingsan hanya untuk duit sebesar itu.
- BLSM: Bantuan Langsung Sementara Masyarakat,ini sama saja dengan BLT
hanya bungkus nya saja yang diubah padahal isinya sama,yaitu kebohongan
dan pembodohan terhadap rakyatnya.
‘BLSM diberikan kepada 180 juta rakyat miskin seluruh indonesia selama 6 bulan dan mendapatkan Rp.150.000/Bulan’ begitu kata Menkokesra Agung Laksono pada tgl 26/3/2012 di hotel Sahid Jakarta. (Padang Ekspress,27/3/2012)
Begitulah beberapa dampak buruk dari kenaikkan harga BBM yang sangat
membuat rakyat menderita maka idiom yang mengatakan bahwa ‘orang miskin
tambah miskin,orang kaya tambah kaya’ sebentar lagi akan terbukti.
Berbicara mengenai pihak-pihak yang dirugikan akan kenaikan harga BBM
ini maka sedikit saya kupas tentang pihak-pihak yang sangat diuntungkan
jika harga BBM naik,diantara pihak itu adalah:
- Para Pejabat Pemerintahan;ternyata hal ini langsung dikatakan
oleh Sutan Bhatogana politisi Partai Demokrat yang mengatakan bahwa ‘BBM harus naik,karena kalau tidak maka gaji pejabat akan dipangkas’(Padang Ekspress,25/3/2012)
Sungguh ironis memang,disaat rakyatnya berjuang untuk
menghindari dari ancaman tidak dapat makan,para pejabatnya malah sibuk
memikirkan dan cemas akan gaji mereka dipangkas.jika BBM naik maka
mereka pasti akan menuntut kenaikkan gaji,tunjangan,bonus dll,
Padahal gaji mereka sangat mencukupi kebutuhan tersier mereka
sedangkan rakyat sekadar untuk memenuhi kebutuhan primer saja sangat
susah bahkan kekurangan,
apakah para politisi dan pemimpin dinegeri ini masih punya nurani?
- Para anggota Dewan yang Terhormat,tidak dapat dipungkiri lagi
bahwa anggota dewan sebagai wakil rakyat harus berpihak kepada
rakyat,seperti anekdot yang sering kita dengar bahwa semuanya sudah
terwakili oleh mereka mulai dari rakyat mau kaya diwakili langsung oleh
mereka,rakyat mau sejahtera sudah diwakili juga oleh mereka,rakyat mau
rumah yang layak,sudah diwakili juga oleh mereka,rakyat mau jalan-jalan
pun sudah diwakili oleh mereka dengan plesiran-plesiran meraka yang
tidak berguna.para wakil rakyat yang terhormat itu yang ada dipusat
maupun yang ada didaerah-daerah sama saja,kita ambil contoh anggota DPRD
yang ada dikota padang saja sekarang ini sedang ‘berjuang’untuk membuat
anggaran perawatan Kendaraan Dinas plus BBM tahun ini adalah sebesar Rp
1 MILIAR, angka ini naik dari tahun lalu yang sebesar Rp.800 Juta.
Kota padang memiliki kendaraan dinas sebanyak 21 unit untuk
para pejabat mereka yang terdiri dari 4 unit untuk pimpinan,6 unit
untuk anggota fraksi,4 unit untuk anggota komisi,4 unit untuk Kabag,1
unit untuk bagian sekretaria DPRD,dan 2 unit untuk keperluan pejabat
kejakarta.(Padang Ekspress;27/3/2012)
- 3. Pengusaha Besar; pengusaha yang
terkhusus bergerak dalam bidang jual-beli minyak,tentu sangat mendukung
akan kebijakan ini,karena mereka akan mendapatkan keuntungan yang sangat
besar.selain itu juga akan menguntungkan pengusaha minyak asing seperti
Shell dari jerman, Chevron dari Amerika dan Total dari italia dengan bertambahnya jumlah SPBU mereka. Yang memungkinkan akan menyaingi Pertamina.
Itulah beberapa pihak-pihak yang diuntungkan jika
BBM naik,melihat banyak dampak yang merugikan akan kenaikkan BBM ini
maka dari itu tidak selayaknya lah BBM itu naik,karena masih banyak
opsi-opsi lain yang lebih baik digunakan daripada kebijakan menaikkan
BBM ini,seperti penggunaan energi alternatif, memaksimalkan penggunaan
gas dll.
Melihat dari begitu banyaknya dampak yang merugikan dari
kebijakan ini,maka seharusnya lah kita ikut memperjuangkan agar
kebijakan ini tidak terealisasi,bahkan konstitusi negara indonesia degan
tegas melarang pemerintah untuk menaikkan harga BBM dan ini terdapat
dalam Pasal 7 Ayat 6 UU Th 2012 tentang APBN. Namun sayangnya pemerintah dan wakil rakyat kita sepakat untuk meninjau kembali dan menguji materi kan undang-undang ini.
Kita mahasiswa adalah sebagai agent of change
harus bertindak dengan cepat,karena dipundak para mahasiswa lah harapan
rakyat dijunjung,karena rakyat biasa dan yang kelas menengah kebawah
meletakkan harapan yang begitu besar kepada kita,seperti pengakuan dari
seseorang ibu yang sehari-harinya hanyalah sebagai pedagang kecil yang
beralamat diKubu Dalam kota Padang, dan ibu itu bernama ibu Marianti yang berumur 45 tahun .berkata :
’Biarlah Mahasiswa yang Memperjuangkannya’ (Padang Ekspress,Selasa,27/3/2012)
By :
Bibin Slamet -Mahasiswa DIII Ekonomi-Akuntansi